Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 27 April 2016

analisis hidrologi




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris, yang merupakan salah satu negara berkembang dengan lahan pertanian yang luas dan pernah tercatat sebagai penghasil beras terbesar di dunia, tetapi sumberdaya manusia yang ada tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi negara tani yang maju. Petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, khusunya pada bidang persawahan dan lebih tepatnya sawah irigasi. Padi yang dihasilkan sering tidak subur akibat kekurangan air ataupun terendam air, hal tersebut dikarenakan pengairan yang tidak teratur.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang  pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah  tanah, irigasi pompa, dan  irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung  produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka  ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang  penyediaan bahan pangan, sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan  terpenuhi walaupun daerah irigasi tersebut berada jauh dari sumber airpermukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan cara yang efektif dan ekonomis. Berkaitan dengan hal itu dan mengingat irigasi daerah Riau khususnya desa Rambah Somo masih kurang maka Pemerintah daerah Kabupaten Rokan hulu saat ini bermaksud untuk membangun bendung pada Batang Pegadis guna menambah kekurangan air.
Dengan adanya bangunan Bendung Batang Pegadis, maka kebutuhan air untuk irigasi tidak sepenuhnya bergantung pada curah hujan dan diharapkan  kebutuhan air untuk irigasi di desa Rambah Somo dapat terpenuhi sepanjang tahun. Dan untuk lebih memaksimalkan potensi dari adanya bangunan Bendung  Batang Pegadis, diperlukan pola tanam yang tepat sehingga hasil pertanian yang dihasilkan juga maksimal. Dalam memenuhi kebutuhan air pada sektor pertanian di D.I Timbang Deli dengan sistem irigasi, memang banyak permasalahan yang muncul. Salah satu  persoalan utama yang terjadi dalam penyediaan air irigasi adalah semakin langkanya ketersediaan air pada waktu-waktu tertentu. Pada sisi lain permintaan air untuk berbagai kebutuhan cenderung semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, beragamnya pemanfaatan air, berkembangnya  pembangunan, serta kecenderungan menurunnya kualitas air akibat pencemaran. Diharapkan juga bahwa dengan adanya bangunan Bendung Sungai Ular ini kebutuhan air irigasi D.I. Timbang Deli di saat musim kemarau dapat tetap terpenuhi.

1.2  Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui aspek hidrologi yang terdapat dalam pembuatan bendung dengan menggunakan batang pegadis yang dibuat oleh Putra dan Pratama(2008) Universitas Diponegoro.












BAB 3
DASAR TEORI
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup. Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan mengalir ke sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Irigasi merupakan usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang  pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah  tanah, irigasi pompa, dan  irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung  produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka  ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang  penyediaan bahan pangan, sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan  terpenuhi walaupun daerah irigasi tersebut berada jauh dari sumber airpermukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan cara yang efektif dan ekonomis.






BAB 4
ANALISIS HIDROLOGI

·     Analisis data debit banjir
Tidak ada data debit yang tercatat dari sungai tersebut. Untuk review desain bendung ini kelak akan digunkan cara perhitungan debit dengan memakai data curah hujan. Data debit banjir misalnya berhubungan erat dengan dimensi bendung seperti tinggi dan lebar bendung, tinggi tanggul, tinggi tembok tepi, lantai belakang dan lain-lain, sedangkan debit andalan dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan untuk mengairi areal sawah, dimensi saluran, pintu intake serta bangunan air yang ada pada saluran. Data curah hujan yang agak lengkap dan sudah tercatat lebih dari 10 tahun adalah data curah hujan dari pos Stasiun Rambah Samo yang jaraknya sekitar 6 km dari rencana letak Bendung Pegadis. Selain merupakan stasiun curah hujan, Stasiun Rambah Samo juga merupakan pos Klimatologi, dengan demikian data lainnya yang
dibutuhkan seperti data pengupan, angin, kelembaban dan lain-lain III 5untuk perencanaan debit terutama debit andalan akan dipakai data dari stasiun tersebut. Karena bendung direncanakan untuk dapat bertahan dan kuat dalam kurun waktu yang lama, maka debit banjir yang dibutuhkan adalah debit banjir terbesar yang diperkirakan akan terjadi pada kurun waktu tersebut, dalam perencanaan ini debit banjir rencana yang akan dihitung adalah debit banjir rencana 10, 25,50 dan 100 tahun. Sedangkan debit andalan adalah debit yang bisa diandalkan untuk dan pasti tersedia untuk kebutuhan mengairi sawah. Dengan demikian debit andalan adalah debit andalan minimal bulanan tiap tahun dalam kurun waktu 10 tahun. Umumnya yang disebut debit andalan adalah debit yang besarnya 80 % dari debit minimal. Dengan mengetahui debit andalan, maka pola tanam, tata tanam serta luas areal sawah yang bisa diairi akan bisa diatur/disesuaikan dengan ketersediaan air.
Berdasarkan pertimbangan lokasi wilayah studi, keamanan desain, efisiensi dan ketidakpastian besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut serta tergantung pada kondisi daerah pengaliran sungai, maka perencanaan bangunan Suplesi Batang Pegadis dipakai periode ulang 50 tahun. Jadi besarnya debit yang dipakai untuk perencanaan adalah metode FSR Jawa Sumatera sebesar 78,52 m3/det dibulatkan menjadi 80 m3/det.







 























·     Analisis data hujan
Analisa data hujan digunakan untuk menentukan curah hujan  rancangan yang akan dipakai sebagai dasar dalam perencanaan limpasan air hujan pembuang permukaan Data curah hujan yang digunakan dalam perencanaan Suplesi Batang Pegadis menggunankan 3 stasuin hujan terdekat dengan lokasi studi yaitu stasiun Rambah Utama, stasiun Pasar Tangon dan stasiun Lubuk Bendahara.


 













·     Analisis data tanah
Data mekanika tanah yang digunakan adalah berdasarkan hasil boring pada lokasi bangunan. Data sondering sebelumya pada kedalaman 1 s/d 1,5 msudah berjumpa dengan tanah keras ( cadas, batu lunak) dengan nilai konus n >60 kg/cm². Tanah keras yang amat dekat dengan permukaan demikian tidak efektif dan efisien dilakukan sondir. Dari data pembuatan saluran suplesi Kaiti –samo juga diketahui bahwa pada lokasi pembuatan saluran suplesi kaiti- samo terutama pada lokasi sekitar Pegadis, pada kedalaman 30 cm s/d 100 cm dari permukaan tanah sudah ditemui cadas keras / batu lunak. Kemampuan galiexcavator type backhoe adalah 10 m³/hari. Hasil pengamatan diketahui bahwa IV-110
dasar sungai adalah sudah berupa tanah yang cukup keras berupa batuan lunak yang sulit tererosi lagi.
·     Analisis klimatologi
Analisis klimatologi digunakan untuk menentukan besarnya  evapotranspirasi yang digunakan untuk analisis kebutuhan air untukpenyiapan lahan. Data Klimatologi yang digunakan dalam perencanaan Suplesi Batang Pegadis ini didapat dari pengukuran yang dilakukan oleh stasiun milik Depertemen Pekerjaan Umum Dati I Riau yaitu Stasiun Klimatologi Rambah Utama.






















BAB 5
KESIMPULAN
·        Tinggi bendung direncanakan setinggi 3,1 m dengan tipe mercu bulat dan  kolam olak tipe USBR type IV. Mercu bulat digunakan untuk menghindari tekanan sub atmosfer yang diakibatkan limpasan air diatas mercu pada saat  banjir, sedang kolam olak tipe USBR type IV digunakan karena bilangan  Froude yang dihasilkan dihasilkan 2,5< Fr <4,5 .
·        Rehabilitasi bendung Jejeruk dimaksudkan untuk menaikkan tinggi muka air secara efektif agar dapat kembali berfungsi menyuplai air ke petak petak sawah sesuai dengan fungsi awal pembangunan bendung.
·        Bendung dibangun dengan pintu intake sebelah kiri dengankebutuhan air 7,584 m3/dtk
·        Pintu pintu seluruhnya menggunakan pintu sorong.











DAFTAR PUSTAKA
Putra, E dan H.A.Pratama. 2008. Laporan Tingkat Akhir Perencanaan Bangunan Suplesi Pegadis Daerah Irigasi Batang Somo Riau. Laporan Tugas Akhir. Jurnal Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

0 komentar on "analisis hidrologi"

Posting Komentar

 

Coretan Singkat Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez