BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pembuatan mortar tidaklah susah jika dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan kita tau prosedur pembuatn mortar itu sendiri. Meskipun
terlihat mudah namun dalam pembuatan mortar ini sering kali gagal bagi
seseorang yang baru pertama kalinya untuk membuat mortar. Kita sudah tau sejak
lama bahwa nenek moyang kita sudah mengenal bahan yang namanya batu itu
merupakan bentu lain dari batu. Pengertian mortar adalah bahan yang digunakan untuk
konstruksi bangungan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus.
Campuran antara semen dan agregat ini menggunakan perabandingan tertentu
sehingga daya tahan mortal terhadap tekanan maupun tarikan akan semat. Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang
tiada duanya di dunia, nama asingnya concrete diambil dari bahasa latin come
yang artinya bersama-sama dan crescere artinya tumbuh. Maksudnya kira-kira
kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasaini nyaris
tiadanya gedung gedung pencakar langit tanpa beton. Meski bahan bakunya sama “
dosis” semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan, misalnya
jika kadar aluminanya banyak kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa
mengahasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap
suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa
mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Bahan
Pembentuk Ferosemen/Mortar adalah
sebagaiberikut :
Bahan dan cara penulangan ferosemen
dilakukan sedemikian rupa sehingga terbentuk bahan komposit yang memberikan
sifat-sifat yang berbeda dengan beton bertulang biasa. Dari penelitian yang
dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa ferosemen memiliki ketahanan
terhadap beban impak yang tinggi, awet dan kedap air. Terhadap gaya
tarik, karena tulangan kawat jala yang dimiliki oleh ferosemen lebih rapat dan
merata maka didapat permukaan spesifik yang lebih besar sehingga retak yang
terjadi halus dan tersebar. Sedangkan terhadap gaya tekan, karena yang
digunakan adalah mortar dengan kekuatan tinggi maka memberikan kekuatan tekan
yang tinggi pula. Terhadap kuat lentur, perilaku keruntuhan pada
ferosemen adalah tidak menunjukkan pola keruntuhan seketika.
Ferosemen
dapat dibentuk sebagai bidang yang tipis (kurang dari 2,5 cm/1 inchi),
dengan selimut semen mortar diatas lapisan tulangan. Struktur ferosemen
yang direncanakan akan mempunyai keuntungan dalam pembuatan produk dan akan
mudah dibentuk dalam kesatuan konstruksi. Ferosemen terbentuk dari susunan
adukan mortar dan beberapa lapisan kawat jala (wiremesh) serta dapat juga
ditambahkan tulangan sebagai rangka pembentuk. Susunan tersebut membentuk suatu
bahan kompositBahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan
semen atau biasa disebut mortar, yang umumnya terdiri dari semen dan pasir
silika biasa. Menurut Naaman et. al. (2001) semen yang digunakan sebagai
bahan pembuatan ferosemen harus terbebas dari lumpur dan benda asing lain serta
ditempatkan dalam kondisi kering selama jangka waktu yang pendek. Pasir menempati
70% sampai dengan 95% dari volume mortar, oleh sebab itu penggunaan agregat
untuk ferosemen haruslah dengan mutu yang baik agar didapat mutu mortar
yang baik pula. Pasir yang digunakan harus kuat dan dapat
menghasilkan adukan yang baik dengan perbandingan air semen minimum untuk mencapai
penetrasi yang baik ke dalam anyaman kawat jala. Umumnya yang digunakan
adalah pasir alam yang terdiri dari silika, batuan basalt atau koral halus.
Penggunaan/pemilihan pasir haruslah berhati-hati, karena pasir yang jelek dapat
rusak akibat abrasi dan reaksi kimia bahkan pasir yang porous dapat menyebabkan
kelembaban masuk ke dalam penampang yang tipis, sehingga mempengaruhi ketahanan
dan bentuk struktur ferosemen. Selain itu, pasir yang digunakan harus
bersih dan bebas dari bahan-bahan organik dan relatif bebas dari lempung dan
lanau. Tulangan baja yang digunakan berfungsi sebagai rangka untuk
memperoleh bentuk yang diinginkan dan sebagai tempat untuk memasang kawat anyam jala dan
tulangan baja tersebut tidak berfungsi sebagai tulangan struktur tetapi
berfungsi sebagai pembentuk konstruksi. Ukuran tulangan baja bervariasi antara
0,165 in (4,20 mm) sampai 0,375 in (9,5 mm) untuk diameternya.
Penggunaan mortar sendiri memiliki keunggulan
sebagai berikut :
a. Konsistensi Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan oleh pabrikan, maka konsistensi bahan bakunya
cukup seragam. Kita tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.
b. Mudah Jelas, tinggal tambah air, langsung pakai.
c. Adanya additif yang sesuai akan memberikan
sifat bahan yang lebih baik dibanding hanya dengan menggunakan campuran semen
biasa. Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan beberapa problem,
antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-lain. Penggunaan
mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini di kemudian hari.
Kekurangannya otomatis dari sisi harga, karena mortar dijual amat sangat jauh
lebih mahal daripada semen.
Semen yang
digunakan dalam pembuatan mortar ini ada 3 macam, yaitu :
1. semen
portland, yaitu semen yang digunakan dalam pekerjaan umum, seperti untuk
membangun rumah, jembatan, gedung-gedung bertingkat, dan bisa juga digunakan
untuk pengerus pada panas.
2. semen
campuran, yaitu semen yang digunakan sebagai fungsi seperti semen portland.
Misalnya semen tanah tinggi, semen pizzola, semen abu terbang.
3. semen khusus, misalnya semen abu terbang.
Pasir juga digunakan sebagai komponen
pencampur dalam pembuatan mortar. Pasir adalah material yang terdiri dari
pelapukan batu-batuan yang bermacam-macam.
Ada banyak
jenis pasir yang ada, yaitu :
a. pasir
galian, yaitu pasir yang ditambang di daerah pegunungan. Pasir ini mempunyai
ciri bentuknya yang tajam dan baik dan baik digunakan untuk beton.
b Pasir sungai, yaitu pasir yang ditambang di sungai
dan bentuknya bulat dengan kemilaunya yang lebih banyak.
BAB 2
PELAKSANAAN
2.1 Tujuan
Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat memahami cara pembuatan
mortar contoh, dan penentuan: jumlah bahan yang dibutuhkan sesuai dengan volume contoh dan
proporsinya.
2.2 Bahan dan alat
Bahan yang digunakan meliputi: semen, pasir dan air. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari:
1) kotak penakar ukuran 1 ft3, 2) ayakan pasir, 3)centong semen,
4)sekop, 5) gelas ukur, 6) ember plastik, dan 7) kotak contoh.
2.3 Cara kerja
- Diapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan. Khusus untuk pasir periksa kelembabannya dengan cara meremasnya dengan telapak tangan. Jika saat pasir diremas mengeluarjkan air artinya pasir dalam keadaan basah, jika hanya menggumpal tanpa meneteskan air artinya pasir dalam keadaan lembab, atau jika gumpalan pasir mudah pecah artinya pasir dalam keadaan kering.
- Ditetapkan macam truktur (pengerjaan), dan diukur volume contoh yang akan dibuat. Untuk mempermudah penggunaan tabel sebaiknya digunakan satuan British (FSS). Sebaiknya volume bahan dilebihkan 20%.
- Dibuat mortar conoh sebanyak tiga ulangan. Penentuan jumlah semen mengacu pada Tabel 2.4. Kemudian untuk menetapkan jumlah pasir dan air gunakan Tabel 2.5. Pasir sebaiknya disaring terlebih dahulu menggunakan ayakan pasir.
- Dimasukkan pasir yang telah diayak kedalam kotak pengaduk.
- Dicampurkan semen diatas tumpukan pasir sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan centong semen.
- Setelah semen dan pasir tercampur merata dituangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga semua air terpakai, sehingga terbentuk bahan mortar yang cukup homogen. Amatilah fenomena pembentukan mortar, dan keadaan mortar (kaku, plastis, atau lewat plastis).
- Bahan mortar dimasukkan ke dalam cetakan contoh sambil ditusuk-tusuk agar dapat membentuk mortar contoh dengan kerapatan yang tinggi dan merata.
- Dibiarkan mortar contoh bersama cetakannya selama paling cepat 8 jam.
- Diambil mortar contoh yang telah kering dengan cara membuka dinding cetakan contoh.
- Diamati kenampakan mortar contoh yang dihasilkan, terutama jika ada retakan, rongga-rongga besar yang terjadi.
BAB 3
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Hasil
|
NO
|
Perbandingan
semen dan pasir
|
Volume air
250 ml
|
Hasil
mortar
|
|
|
1
|
1
|
1,5
|
||
|
2
|
1
|
2
|
400 ml
|
Tidak retak, tetapi ada
rongga kecil
|
|
3
|
1
|
2,5
|
325 ml
|
Terdapat rongga kecil
|
|
4
|
1
|
3
|
450 ml
|
Terdapat ronggakecil
|
|
5
|
1
|
1,5
|
260 ml
|
Terdapat rongga kecil
|
|
6
|
1
|
2
|
300 ml
|
Ada sedikit rongga
|
|
7
|
1
|
2,5
|
300 ml
|
Ada sedikit rongga kecil
|
|
8
|
1
|
3
|
400 ml
|
|
|
9
|
1
|
1,2
|
270 ml
|
Hasil mortarnya cukup
baik dan rata
|
|
10
|
1
|
2
|
250 ml
|
Terdapat sedikit ronga
|
3.2. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, dari setiap
kelompok ukuran bahan ( semen, pasir, dan air ) berbeda. Untuk kelompok kami
digunakan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3. Oleh karena itu dalam
percobaan ini dibutuhkan air yang cukup banyak dikarenakan banyaknya pasir
mengakibatkan sulit bercampurnya antara semen dan pasir. Pada percobaan pertama
kami menggunakan 200 ml air, setelah diaduk rata ternyata semen dan pasir mudah
sekali untuk dipisahkan, akhirnya pada percobaan kedua kami menambahkan 100 ml
air dan hasilnya pun masih sama, lalu ditambahkan lagi 100 ml air, namun semen
dan pasir yang diaduk pun masih terlihat retakkan dan akhirnya kami menambahkan
50 ml air lagi. Sehingga pada perbandingan tersebut kami membutuhkan 450 ml air
untuk dapat menghasilkan adukan mortar yang baik dan bias digunakan.
Mortar adalah pasta yang digunakan untuk mengikat
konstruksi blok bersama dan mengisi celah diantara mereka. Mungkin blok batu
bata atau blok yang lainnya. Mortar menjadi keras ketika terbenam mengakibatkan
struktur agregat yang kaku. Mortar modern biasanya terbuat dari campuaran
pasir, semen, atau kapur dan air. Mortar juga dapat digunakan dapat memperbaiki
tembok ketika mortar yang pertama telah rusak. Mortar pertama terbuat dari
lumpur dan tanah liat, karena kurangnya batu dan tanah liat yang berlimpah
bangsa Babilonia membuat konstruksi dari bata dipanggang dengan menggunakan
lumpur atau lapangan untuk adukan semen. Menurut Ghirsman Romawi, bukti pertama
manusia menggunakan bentuk mortar berada di Ziggurat dari Sialk di Iran,
dibangun dari batu bata dijemur sekitar 2900 SM. Chogha Zanbil di Iran candi
ini dibangun pada sekitar 1250 SM dengan menggunakan batu bata dan mortar yang
kuat dari aspal.
Proses produksi mortar pada dasarnya proses produksi
mortar adalah cukup sederhana. Karena semua prinsipnya adalah mencampur bahan
baku yang sesuai (semua dilakukan dalam posisi kering) danmengaduknya dengan
rata, kemudian dikemas dan didistribusikan. Tetapi kita harus ingat ketika
mencampur bahan baku berupa tepung
membutuhkan peralatan khusus ( mixer kering ) dan juga energy yang relatife
besar.
Redispersable Polymers adalah polimer utama yang
memberikan kekuatan tambahan untuk meningktakan kualitas mortar, sehingga
menjadi superior dibandingkan campuran semen biasa. Fungsi dari redispersible
ini adalah memberikan sifat yang flexsible pada mortar sehingga material yang
dihasilkan setelah kering memiliki flexibelitas yang lebih baik dibandingkan
dari material yang terbentuk dari campuran semen biasa.
Fleksibelitas ini mampu menghindarkan masalah yang
menimpa bangunan dikemudian hari seperti, retak ( ada kemunginan susut muai
karena pengaruh suh, gempa ringan dan lain-lain ). Jika bahan baku pembentuk
dinding atau lantaicukup fleksibel, maka kemungkinan retak mikro akan lebih
kecil, begitu pula dengan kasus lantai terangkat karena bahan yang digunakan
lebih fleksibel, maka saatterjadipergeseran bangunan karena beberapa faktor
mortar yang mengikat keramik lantai dapat bergera fleksible sehingga tidak
terjadi kasus melepasnya mortar perekat dari keramik yang dapat menyebabkan
lantai terangkat.
Cellulose thickener bersifat sangat higroskopis, jadi
harus dismpan dalam kondisi kering. Ditempat dengan sirkulasi udara baikdan
humidity rendah. Manufacturer standard warranty untuk produk ini umumnya hanya
enam bulan, dan produsen yang baik selalu menjual produk ini dikemas dalam bag
dalam double inner layer. Dari penjelasn tersebut sebaiknya mortar digunakan dalam
waktu maksimal tiga bulan. Pastikan bahwa properties mortar yang digunakan
memenuhi standard saat
KESIMPULAN
1). Mortar adalah campuran sesmen, pasir dan air dengan proporsi
tertentu sebagai
bahan perekat dalam pasangan batu bata
pondasi batu kali dan plasteran.
2). Pembuatan mortar dengan perbandingan semen dan pasir 1 : 3 maka
kadar
air yang digunakan akan cukup besar, karena
sulitnya antara semen dan
pasir untuk menyatu.
3). Ketika dikeringkan mortar dengan semen yang lebih banyak dari
pasir akan
terlihat kasar
4). Semakin sedikit pasir yang digukana maka kadar airnya akan
sedikit juga
0 komentar on "laporan pengetahuan bahan tentang mortar"
Posting Komentar