Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 01 Desember 2015

artikel bangunan pertanian, perbedaan bangunan pertanian Indonesia dan Luar Negeri




Perbedan Bangunan Pertanian di Indonesia dan Luar Negeri
          Indonesia merupakan Negara yang terletak di garis khatulistiwa yang menyebabkan tanah Indonesia menjadi subur dan pertaniannya pun sudah lumayan berkembang, sehingga Negara Indonesia disebut Negara maritim. Dalam pertanian juga dibutuhkan bangunan pertanian, bangunan pertanian dalam ati luas adalah semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya), produksi ternak (kandang dan sebagainya), bangunan untuk penyimpanan dan penanganan pasca panen (gudang pertanian dan sebagainya), bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya. Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut meliputi temperatur, kelembapan, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang memengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian. Dari sudut pandang keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup. Bangunan pertanian di setiap Negara pasti berbeda.
1. Green House
            Untuk Negara Indonesia Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut. Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Berkas:Greenhouse.jpeghttps://polimerabduh.files.wordpress.com/2011/03/rsz_green_house1.jpg?w=594                       
Green House di Indonesia                 Sebuah rumah hijau di Saint Paul,Minnesota.
2. Bangunan Untuk Produksi Ternak
Hasil gambar untuk gambar kandang di indonesia            Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Di Indonesia, pada umumnya sudah digunakan dalam skala luas kadang ayam yang dibangun dalam skala besar untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanis. Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha peternakan ayam, karena umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik secara individu maupun berkelompok. Sistem perkandangannya pun masih sederhana dan hanya mampu menampung dua hingga lima ekor sapi. Peternakan besar sudah ada, namun jumlahnya terbatas sehingga masih berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Sedangkan di Negara-negar maju lainnya usaha ternak sudah sangat berkembang sehingga bangunan atau kandang yang dibangun pun sudah sangat modern.


https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/LightningVolt_Barn.jpg/250px-LightningVolt_Barn.jpg
 
                                                                           


Kandang di Wisconsin, USA                         Kandang kerbau di Indonesia
3. Bangunan Untuk Penyimpanan Hasil Pertanian
             Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan secara curah atau karung. Bangunan penyimpan biji-bijian curah umumnya berbentuk lumbung atau silo berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah panggung persegi. Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-bijian dimasukan ke dalam karung dan disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk. Sedangkan di luar negeri dibuat dalam bentuk yang sangat besar dan modern.

4. Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian

               Kondisi yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan pertanian jenis ini adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa bangunan ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih, bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat dan mesin pertanian seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat. Jika dilihat dari penjelasan tersebut maka bangunan yang ada di Indonesia dan di luar negeri sama.









DAFTAR PUSTAKA
Esmay, M.L. and J.E. Dixon. 1986. Environment Control for Agricultural Buildings. AVI Publishing Co., Inc. Westport, Connecticut.
Hanan, J.J., W.D. Holley, and K.L. Goldsberry. 1978. Greenhouse Management. Springer-Verlag. Berlin, Heidelberg, New York.
Kader, A.A. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops. Publication 3311. University of California. Amerika Serikat.
Rokhani, H. 2009. Pengendalian Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.
USDA Agric. 1976. Handbook No 66. Commercial Storage of Fruits, Vegetables, and Florist and Nursery Stocks. USDA, Amerika Serikat.

0 komentar on "artikel bangunan pertanian, perbedaan bangunan pertanian Indonesia dan Luar Negeri"

Posting Komentar

 

Coretan Singkat Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez