Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 01 Desember 2015

laporan pengetahuan bahan tentang mortar




  BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Pembuatan mortar tidaklah susah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kita tau prosedur pembuatn mortar itu sendiri. Meskipun terlihat mudah namun dalam pembuatan mortar ini sering kali gagal bagi seseorang yang baru pertama kalinya untuk membuat mortar. Kita sudah tau sejak lama bahwa nenek moyang kita sudah mengenal bahan yang namanya batu itu merupakan bentu lain dari batu. Pengertian mortar adalah bahan yang digunakan untuk konstruksi bangungan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus. Campuran antara semen dan agregat ini menggunakan perabandingan tertentu sehingga daya tahan mortal terhadap tekanan maupun tarikan akan semat. Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia, nama asingnya concrete diambil dari bahasa latin come yang artinya bersama-sama dan crescere artinya tumbuh. Maksudnya kira-kira kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasaini nyaris tiadanya gedung gedung pencakar langit tanpa beton. Meski bahan bakunya sama “ dosis” semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan, misalnya jika kadar aluminanya banyak kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa mengahasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Bahan Pembentuk Ferosemen/Mortar adalah sebagaiberikut :
Bahan dan cara penulangan ferosemen dilakukan sedemikian rupa sehingga terbentuk bahan komposit yang memberikan sifat-sifat yang berbeda dengan beton bertulang biasa. Dari penelitian yang dilakukan  sebelumnya, menunjukkan bahwa ferosemen memiliki ketahanan terhadap beban impak yang tinggi, awet dan kedap air.  Terhadap gaya tarik, karena tulangan kawat jala yang dimiliki oleh ferosemen lebih rapat dan merata maka didapat permukaan spesifik yang lebih besar sehingga retak yang terjadi halus dan tersebar.  Sedangkan terhadap gaya tekan, karena yang digunakan adalah mortar dengan kekuatan tinggi maka memberikan kekuatan tekan yang tinggi pula.  Terhadap kuat lentur, perilaku keruntuhan pada ferosemen adalah tidak menunjukkan pola keruntuhan seketika.
Ferosemen dapat dibentuk sebagai bidang yang tipis  (kurang dari 2,5 cm/1 inchi), dengan selimut semen mortar diatas lapisan tulangan.  Struktur ferosemen yang direncanakan akan mempunyai keuntungan dalam pembuatan produk dan akan mudah dibentuk dalam kesatuan konstruksi. Ferosemen terbentuk dari susunan adukan mortar dan beberapa lapisan kawat jala (wiremesh) serta dapat juga ditambahkan tulangan sebagai rangka pembentuk. Susunan tersebut membentuk suatu bahan kompositBahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan semen atau biasa disebut mortar, yang umumnya terdiri dari semen dan pasir silika biasa.  Menurut Naaman et. al. (2001) semen yang digunakan sebagai bahan pembuatan ferosemen harus terbebas dari lumpur dan benda asing lain serta ditempatkan dalam kondisi kering selama jangka waktu yang pendek. Pasir menempati 70% sampai dengan 95% dari volume mortar, oleh sebab itu penggunaan agregat untuk ferosemen haruslah dengan mutu yang baik  agar didapat mutu mortar yang baik pula.  Pasir yang digunakan harus kuat dan dapat menghasilkan adukan yang baik dengan perbandingan air semen minimum untuk mencapai penetrasi yang baik ke dalam anyaman kawat jala.  Umumnya yang digunakan adalah pasir alam yang terdiri dari silika, batuan basalt atau koral halus. Penggunaan/pemilihan pasir haruslah berhati-hati, karena pasir yang jelek dapat rusak akibat abrasi dan reaksi kimia bahkan pasir yang porous dapat menyebabkan kelembaban masuk ke dalam penampang yang tipis, sehingga mempengaruhi ketahanan dan bentuk struktur ferosemen.  Selain itu, pasir yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan organik dan relatif bebas dari lempung dan lanau. Tulangan baja yang digunakan berfungsi sebagai rangka untuk memperoleh bentuk yang diinginkan dan sebagai tempat untuk memasang kawat anyam jala dan tulangan baja tersebut tidak berfungsi sebagai tulangan struktur tetapi berfungsi sebagai pembentuk konstruksi. Ukuran tulangan baja bervariasi antara 0,165 in (4,20 mm) sampai 0,375 in (9,5 mm) untuk diameternya.
            Penggunaan mortar sendiri memiliki keunggulan sebagai berikut :
a.         Konsistensi Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan oleh    pabrikan, maka konsistensi bahan bakunya cukup seragam. Kita tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.
b.         Mudah Jelas, tinggal tambah air, langsung pakai.
c.         Adanya additif yang sesuai akan memberikan sifat bahan yang lebih baik dibanding hanya dengan menggunakan campuran semen biasa. Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan beberapa problem, antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-lain. Penggunaan mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini di kemudian hari. Kekurangannya otomatis dari sisi harga, karena mortar dijual amat sangat jauh lebih mahal daripada semen.
Semen yang digunakan dalam pembuatan mortar ini ada 3 macam, yaitu :
1.         semen portland, yaitu semen yang digunakan dalam pekerjaan umum, seperti untuk membangun rumah, jembatan, gedung-gedung bertingkat, dan bisa juga digunakan untuk pengerus pada panas.
2.         semen campuran, yaitu semen yang digunakan sebagai fungsi seperti semen portland. Misalnya semen tanah tinggi, semen pizzola, semen abu terbang.
3.         semen khusus, misalnya semen abu terbang.
Pasir juga digunakan sebagai komponen pencampur dalam pembuatan mortar. Pasir adalah material yang terdiri dari pelapukan batu-batuan yang bermacam-macam.
Ada banyak jenis pasir yang ada, yaitu :
a.         pasir galian, yaitu pasir yang ditambang di daerah pegunungan. Pasir ini mempunyai ciri bentuknya yang tajam dan baik dan baik digunakan untuk beton.
        Pasir sungai, yaitu pasir yang ditambang di sungai dan bentuknya bulat dengan kemilaunya yang lebih banyak.

BAB 2
PELAKSANAAN
2.1     Tujuan
Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat memahami cara pembuatan mortar contoh, dan penentuan: jumlah bahan yang dibutuhkan sesuai dengan volume contoh dan proporsinya.

2.2       Bahan dan alat

Bahan yang digunakan meliputi: semen, pasir dan air.  Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari: 1) kotak penakar ukuran 1 ft3, 2) ayakan pasir, 3)centong semen, 4)sekop, 5) gelas ukur, 6) ember plastik, dan 7) kotak contoh.

2.3       Cara kerja

  1. Diapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan.  Khusus untuk pasir periksa kelembabannya dengan cara meremasnya dengan telapak tangan.  Jika saat pasir diremas mengeluarjkan air artinya pasir dalam keadaan basah, jika hanya menggumpal tanpa meneteskan air artinya pasir dalam keadaan lembab, atau jika gumpalan pasir mudah pecah artinya pasir dalam keadaan kering.
  2. Ditetapkan macam truktur (pengerjaan), dan diukur volume contoh yang akan dibuat.  Untuk mempermudah penggunaan tabel sebaiknya digunakan satuan British (FSS).  Sebaiknya volume bahan dilebihkan 20%.
  3. Dibuat mortar conoh sebanyak tiga ulangan. Penentuan jumlah semen mengacu pada Tabel 2.4.  Kemudian untuk menetapkan jumlah pasir dan air gunakan Tabel 2.5. Pasir sebaiknya disaring terlebih dahulu menggunakan ayakan pasir. 
  4. Dimasukkan pasir yang telah diayak kedalam kotak pengaduk.
  5. Dicampurkan semen diatas tumpukan pasir sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan centong semen.
  6. Setelah semen dan pasir tercampur merata dituangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga semua air terpakai, sehingga terbentuk bahan mortar yang cukup homogen. Amatilah fenomena pembentukan mortar, dan keadaan mortar (kaku, plastis, atau lewat plastis).
  7. Bahan mortar dimasukkan ke dalam cetakan contoh sambil ditusuk-tusuk agar dapat membentuk mortar contoh dengan kerapatan yang tinggi dan merata.
  8. Dibiarkan mortar contoh bersama cetakannya selama paling cepat 8 jam.
  9. Diambil mortar contoh yang telah kering dengan cara membuka dinding cetakan contoh.
  10. Diamati kenampakan mortar contoh yang dihasilkan, terutama jika ada retakan, rongga-rongga besar yang terjadi.


BAB 3
  HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil

           
NO
Perbandingan semen dan pasir
Volume air
250 ml
Hasil mortar
1
1
1,5
2
1
2
400 ml
Tidak retak, tetapi ada rongga kecil
3
1
2,5
325 ml
Terdapat rongga kecil
4
1
3
450 ml
Terdapat ronggakecil
5
1
1,5
260 ml
Terdapat rongga kecil
6
1
2
300 ml
Ada sedikit rongga
7
1
2,5
300 ml
Ada sedikit rongga kecil
8
1
3
400 ml

9
1
1,2
270 ml
Hasil mortarnya cukup baik dan rata
10
1
2
250 ml
Terdapat sedikit ronga










3.2. Pembahasan      
Pada praktikum yang telah dilakukan, dari setiap kelompok ukuran bahan ( semen, pasir, dan air ) berbeda. Untuk kelompok kami digunakan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3. Oleh karena itu dalam percobaan ini dibutuhkan air yang cukup banyak dikarenakan banyaknya pasir mengakibatkan sulit bercampurnya antara semen dan pasir. Pada percobaan pertama kami menggunakan 200 ml air, setelah diaduk rata ternyata semen dan pasir mudah sekali untuk dipisahkan, akhirnya pada percobaan kedua kami menambahkan 100 ml air dan hasilnya pun masih sama, lalu ditambahkan lagi 100 ml air, namun semen dan pasir yang diaduk pun masih terlihat retakkan dan akhirnya kami menambahkan 50 ml air lagi. Sehingga pada perbandingan tersebut kami membutuhkan 450 ml air untuk dapat menghasilkan adukan mortar yang baik dan bias digunakan.
Mortar adalah pasta yang digunakan untuk mengikat konstruksi blok bersama dan mengisi celah diantara mereka. Mungkin blok batu bata atau blok yang lainnya. Mortar menjadi keras ketika terbenam mengakibatkan struktur agregat yang kaku. Mortar modern biasanya terbuat dari campuaran pasir, semen, atau kapur dan air. Mortar juga dapat digunakan dapat memperbaiki tembok ketika mortar yang pertama telah rusak. Mortar pertama terbuat dari lumpur dan tanah liat, karena kurangnya batu dan tanah liat yang berlimpah bangsa Babilonia membuat konstruksi dari bata dipanggang dengan menggunakan lumpur atau lapangan untuk adukan semen. Menurut Ghirsman Romawi, bukti pertama manusia menggunakan bentuk mortar berada di Ziggurat dari Sialk di Iran, dibangun dari batu bata dijemur sekitar 2900 SM. Chogha Zanbil di Iran candi ini dibangun pada sekitar 1250 SM dengan menggunakan batu bata dan mortar yang kuat dari aspal.
Proses produksi mortar pada dasarnya proses produksi mortar adalah cukup sederhana. Karena semua prinsipnya adalah mencampur bahan baku yang sesuai (semua dilakukan dalam posisi kering) danmengaduknya dengan rata, kemudian dikemas dan didistribusikan. Tetapi kita harus ingat ketika mencampur  bahan baku berupa tepung membutuhkan peralatan khusus ( mixer kering ) dan juga energy yang relatife besar.
Redispersable Polymers adalah polimer utama yang memberikan kekuatan tambahan untuk meningktakan kualitas mortar, sehingga menjadi superior dibandingkan campuran semen biasa. Fungsi dari redispersible ini adalah memberikan sifat yang flexsible pada mortar sehingga material yang dihasilkan setelah kering memiliki flexibelitas yang lebih baik dibandingkan dari material yang terbentuk dari campuran semen biasa.
Fleksibelitas ini mampu menghindarkan masalah yang menimpa bangunan dikemudian hari seperti, retak ( ada kemunginan susut muai karena pengaruh suh, gempa ringan dan lain-lain ). Jika bahan baku pembentuk dinding atau lantaicukup fleksibel, maka kemungkinan retak mikro akan lebih kecil, begitu pula dengan kasus lantai terangkat karena bahan yang digunakan lebih fleksibel, maka saatterjadipergeseran bangunan karena beberapa faktor mortar yang mengikat keramik lantai dapat bergera fleksible sehingga tidak terjadi kasus melepasnya mortar perekat dari keramik yang dapat menyebabkan lantai terangkat.
Cellulose thickener bersifat sangat higroskopis, jadi harus dismpan dalam kondisi kering. Ditempat dengan sirkulasi udara baikdan humidity rendah. Manufacturer standard warranty untuk produk ini umumnya hanya enam bulan, dan produsen yang baik selalu menjual produk ini dikemas dalam bag dalam double inner layer. Dari penjelasn tersebut sebaiknya mortar digunakan dalam waktu maksimal tiga bulan. Pastikan bahwa properties mortar yang digunakan memenuhi standard saat










KESIMPULAN
1). Mortar adalah campuran sesmen, pasir dan air dengan proporsi tertentu sebagai 

     bahan perekat dalam pasangan batu bata pondasi batu kali dan plasteran.
2). Pembuatan mortar dengan perbandingan semen dan pasir 1 : 3 maka kadar
     air  yang digunakan akan cukup besar, karena sulitnya antara semen dan
     pasir untuk menyatu.
3). Ketika dikeringkan mortar dengan semen yang lebih banyak dari pasir akan
      terlihat kasar
4). Semakin sedikit pasir yang digukana maka kadar airnya akan sedikit juga

0 komentar on "laporan pengetahuan bahan tentang mortar"

Posting Komentar

 

Coretan Singkat Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez